pengenceran-dan-pembuatan-larutan



LAPORAN PRAKTIKUM
“PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN”

Di susun oleh:
HALIMAH TUN SADIAH
J1A116002



TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS AMBI
2016











    
PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN
I.         TUJUAN
1.    Membuat larutan dengan konsentrasi tertentu.
2.    Mengencerkan larutan dengan konsentrasi tertentu.

II.      DASAR TEORI
Salah satu kegiatan dasar yang dilakukan dilaboratorium yaitu pembuatan larutan dan pengenceran. Kegiatan ini termasuk kegiatan yang hampir selalu dilakukan di dalam laboratorium. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya.
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam solute (terlarut).
Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O), selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol, amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat.
Larutan gas dibuat dengan mencampurkan  suatu gas dengan gas lainnya. Karena semua gas bercampur dalam semua perbandingan, maka setiap campuran gas adalah homogen ia merupakan larutan. Larutan cairan dibuat dengan melarutkan gas, cairan atau padatan dalam suatu cairan. Jika sebagian cairan adalah air, maka larutan disebut larutan berair. Larutan padatan adalah padatan-padatan dalam mana satu komponen terdistribusi tak beraturan pada atom atau molekul dari komponen lainnya
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan adalah  molaritas, molalitas, normalitas, persen massa, persen volume, persen berat per volume.
Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat ini merusak kulit.
Rumus sederhana pengenceran menurut Lansida (2010), adalah sebagai berikut :
M1 x V1 = M2 x V2
Dimana :
M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan
V1 =  Volume larutan sebelum pelarutan
M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan
V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan








III.   ALAT DAN BAHAN
-Alat                                                                         -Bahan
Bahan
Jumlah
NaCl
1 gram
HCl 37%
1 Ml
Etanol 96%
20 mL
Gula pasir
12 gram
Aquades
100 mL
Alat
Jumlah
Neraca analitik
1
Labu takar 100 mL
1
Labu takar 50 mL
1
Labu takar 150 mL
1
Gelas ukur
1
Pipet tetes
1
Pipet ukur
1
Corong
1
Gelas arloji
1
Pengaduk gelas
1
Spatula
1











IV.   PROSEDUR
1.      Prosedur pembuatan 100 mL NaCl 0,1 M
Perhitungan:
0,1 M =  x 
0,1 M =  x 
Masssa zat = 0,585 gram
Hitung berapa gram NaCl yang akan dibutuhkan menggunakan neraca analitik. Setelah itu, masukkan NaCl yang telah ditimbang ke dalam gelas ukur. Aduk nacl dengan menambahkan aquades sampai larut. Setelah itu, masukkan larutan NaCl ke dalam labu ukur dan tambahkan kembali aquades sampai batas merah. Goyangkan labu ukur ke atas dan kebawah.


2.      Prosedur pembuatan 100 mL NaCl 100 Ppm
Perhitungan:
100 Ppm = 
100 Ppm = 
Massa zat = 0,01 gram
Hitung berapa gram NaCl yang akan dibutuhkan menggunakan neraca analitik. Setelah itu, masukkan NaCl yang telah ditimbang ke dalam gelas ukur. Aduk NaCl dengan menambahkan aquades sampai larut. Setelah itu, masukkan larutan NaCl ke dalam labu ukur 100 mL dan tambahkan kembali aquades sampai batas merah. Goyangkan labu ukur ke atas dan kebawah.

3.      Prosedur pembuatan 25 mL Etanol 70%
Perhitungan:
M1.V1 = M2.V2
0,7 . 25 = 0,96 . V2
V2 = 18,23 mL
Hitung berapa volume cairan etanol yang akan dibutuhkan dengan menggunakan  pipet ukur. Setelah itu, masukkan larutan etanol  ke dalam labu ukur 25mL , tambahkan aquades sampai batas merah. Goyangkan labu ukur ke atas dan kebawah.

4.      Prosedur pembuatan 100 mL gula 12%
Perhitungan:
% =  x 100 %
12 % = =  x 100 %
Massa zat = 12 gram
Hitung berapa gram gula yang akan dibutuhkan menggunakan neraca analitik. Setelah itu, masukkan gula yang telah ditimbang ke dalam gelas ukur. Aduk gula dengan menambahkan aquades sampai larut. Setelah itu, masukkan larutan gula ke dalam labu ukur 100 mL dan tambahkan kembali aquades sampai batas merah. Goyangkan labu ukur ke atas dan kebawah.


5.      Prosedur pembuatan 50 mL HCl 37%
Perhitungan:
M1.V1 = M2.V2
12,06 . V1 = 0,1 . 50
V1 = 0,4 mL
Hitung berapa volume cairan HCl yang akan dibutuhkan dengan menggunakan  pipet ukur. Setelah itu, masukkan larutan HCl  ke dalam labu ukur 50mL, lalu tambahkan aquades sampai batas merah. Goyangkan labu ukur ke atas dan kebawah.


























V.      Pengamatan
NO
Nama Senyawa
Sebelum dilarutkan/diencerkan
Sesudah dilarutkan
1
NaCl 0,1 M
Berbentuk padatan halus. Massa yang dibutuhkan 0,585 gram. NaCl yang akan dilarutkan berwarna putih.
Ketika telah dilarutkan dengan aquades, larutan tersebut tidak berwarna dan larut sempurna.
2
NaCl 100 Ppm
NaCl berbentuk padatan halus. Massa yang diperlukan untuk membuat larutan 0,01 gram. NaCl yang akan dilarutkan berwarna putih.
Ketika telah dilarutkan dengan aquades, larutan tersebut tidak berwarna dan larut sempurna.
3
Etanol 96% 25mL
Etanol berbentuk cair tidak berwarna. Volume yang dibutuhkan 18,23 mL. Cairannya berbau tajam.
Ketika telah dilarutkan dengan aquades, larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan larut sempurna. Larutan yang dihasilkan juga berbau.
4
Gula (C6H12O6)
Gula berbentuk padatan. Massa yang dibutuhkan sebanyak 12 gram.
Ketika telah dilarutkan larutan yang dihasilkan agak keruh dan berwarna kekuning-kuningan.
5
HCl 37%
HCl berbentuk cair tidak berwarna. Volume yang dibutuhkan 0,4 mL. Cairannya berbau asam.
Ketika telah dilarutkan, larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan larut sempurna.








VI.   Pembahasan
Larutan adalah campuran antara dua zat atau lebih. Suatu campuran dapat dikatakan sebagai larutan apabila telah homogen sehingga tidak dapat dibedakan lagi antara pelarut dan zat terlarut. Hal ini sesuai dengan Baroroh yang menyatakan bahwa larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Pengenceran adalah penambahan zat terlarut sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Hal ini sesuai dengan Brady  yang menyatakan bahwa proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Pembuatan 100 mLNaCl 0,1M dapat dilakukan dengan cara menghitung massa NaCl yang diperlukan terlebih dahulu. Dengan mengalikan 0,1M NaCl dan volume larutan(dalam liter) lalu mengalikannya kembali dengan Mr NaCl, maka hasil yang didapat adalah 0,585gram. Bahan ditimbang pada timbangan analitik dan dimasukkan ke dalam gelas ukur dan ditambahkan dengan aquadest lalu aduk sampai larut. Masukkan larutan tersebut ke dalam labu ukur hingga batas merah lalu homogenkan. Hal ini sesuai dengan Baroroh yang menyatakan larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Langkah tersebut sama halnya dengan membuat 100 mL NaCl 100 Ppm, 100 mL gula (c6h12o6) 12%. Namun dalam membuat larutan 100 mL gula 12% perhitungannya menggunakan persamaan persen berat per volume (%(b/b)).
Pengenceran larutan HCl dapat dilakukan dengan menghitung jumlah bahan kimia yang dibutukan untuk membuat larutan HCl 37% sebanyak 50 ml. Dihitung menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Didapatkan hasil 0,4 mL. Setelah itu ambil HCl sebanyak 0,4 mL. Bahan yang sudah di ambil dimasukkan ke dalam labu ukur kemudian tambahkan aquadest hingga batas merah. setelah itu homogenkan dengan aquades. Hal ini sesuai dengan Brady (2000) yang menyatakan pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut(aquades) agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Langkah tersebut sama halnya dengan membuat larutan 25mL etanol 70%.
VII.Kesimpulan
·         Untuk membuat suatu larutan, pertama hitung massa bahan yang akan dibuat dengan menggunakan rumus Molaritas, Molalitas, atau yang lainnya.
·         Untuk pengenceran, pertama dihitung terlebih dahulu volume yang akan diencerkan dengan rumus pengenceran yaitu:  M1.V1 = M2.V2. setelah itu campurkan dengan menggunakan zat pelarut aquades lalu homogenkan.

VIII.       Daftar Pustaka
·         Achmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditya Bakti.
·         Anonim. Pengenceran dan pelarutan.
http://pengencerandanpelarutan.blogspot.co.id/ diakses Minggu. 3 Oktober 2015. pukul 14.00 WIB.
·         Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Edisi ke3 Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
·         Kurniasih, Nunung. 2014. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Bandung. Uin Sunan Gunung Djati.

·         Wikipedia (http://id.m.wikipedia.org/wiki/larutan) diakses pada Minggu. 3 Oktober 2015. pukul 14.30 WIB.

Komentar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

praktikum-mikrobiologi-peremajaan-dan-tranfer-mikroba

praktikum-mikrobiologi-pengenceran-dan-penanaman-mikroba