praktikum-mikrobiologi-pewarnaan-bakteri-gram
PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR
PEWARNAAN BAKTERI GRAM
Nama : Halimah Tun Sadiah
NIM : J1A116002
Kelompok : 1 (Satu)
Shift : 2 (Dua)
Asisten : Hirayati, S.Si.

Nilai
Laporan
|
Tanggal
Terima Laporan dan Paraf Asisten
|
TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2017
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pewarnaan
bakteri gram merupakan pewarnaan diferensial yang sangat berguna dan paling
sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi.
1.2 Tujuan praktikum
1. Membedakan
gram positif dan gram negatif dengan melihat dinding sel
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik
pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah
dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang
positif berwarna merah. Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri
pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang
bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang
stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di
lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Rudi, 2010).
Pewarnaan
Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk membedakan spesies
bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram negatif,
berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus
dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang
tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri
gram positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci
dengan alkohol, sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram,
suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang
membuat semua bakteri gram negatif menjadi berwarna merah atau merah muda.
Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini
berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.
a. Bakteri Gram
Negatif
Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat
warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram positif akan
mempertahankan warna ungu gelap setelah dicuci dengan alcohol, sementara
bakteri gram negative tidak.
b. Bakteri Gram
Positif
Bakteri gram positif adalah bakteri yang
mempertahankan zat warna metil ungu sewaktu proses pewarnaan Gram. Bakteri
jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop, sedangkan bakteri
gram negative akan berwarna merah muda. Perbedaan klasifikasi antara kedua jenis
bakteri ini terutama didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel bakteri
(Aditya,2010).
Bakteri
gram negatif memiliki 3 lapisan dinding sel. Lapisan terluar yaitu
lipoposakarida (lipid) kemungkinan tercuci oleh alkohol, sehingga pada saat
diwarnai dengan safranin akan berwarna merah. Bakteri gram positif memiliki
selapis dinding sel berupa peptidoglikan yang tebal. Setelah pewarnaan dengan
kristal violet, pori-pori dinding sel menyempit akibat dekolorisasi oleh
alkohol sehingga dinding sel tetap menahan warna biru (Fitria, 2009).
Sel
bakteri gram positif mungkin akan tampak merah jika waktu dekolorisasi terlalu
lama. Sedangkan bakteri gram negatif akan tampak ungu bila waktu dekolorisasi
terlalu pendek (Fitria, 2009).
Pada umumnya bakteri
bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak
mempunyai zat warna. Salah satu cara untuk mengamati bentuk sel bakteri
sehingga mudah untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau
pewarnaan. Hal tersebut juga berfungsi untuk mengetahui sifat fisiologisnya
yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecatan (Waluyo,
2007) .
Pewarnaan atau
pengecatan terhadap mikroba banyak dilakukan baik secara langsung (bersama
bahan yang ada) ataupun secara tidak langsung (melalui biakan murni). Tujuan
dari pewarnaan tersebut ialah untuk :
1. Mempermudah
melihat bentuk jasad, baik bakteri, ragi, ataupun fungi.
2. Memperjelas
ukuran dan bentuk jasad.
3. Melihat struktur
luar dan kalau memungkinkan juga struktur dalam jasad.
4. Melihat reaksi
jasad terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat-sifat fisik
dan kimia yang ada akan dapat diketahui (Suriawiria, 1999).
Pada pewarnaan gram, bakteri yang telah difiksasi
dengan panas sehingga membentuk noda pada kaca objek diwarnai dengan pewarna
basa yaitu crystal violet. Karena warna ungu mewarnai seluruh sel, maka pewarna
ini disebut pewarna primer. Selanjutnya noda dicuci dan pada noda spesimen
ditetesi iodin yang merupakan mordant. Setelah iodin dicuci, baik bakteri Gram
Positif maupun Gram Negatif tampak berwarna ungu. Selanjutnya noda spesimen
dicuci dengan alkohol yang merupakan decolorizing agent (senyawa peluntur
warna) yang pada spesies bakteri tertentu dapat menghilangkan warna ungu dari
sel. Setelah alkohol dicuci, noda spesimen diwarnai kembali dengan safranin
yang merupakan pewarna basa berwarna merah. Bakteri yang tetap berwarna ungu
digolongkan ke dalam Gram Positif, sedangkan bakteri yang berwarna
merahdigoongkan ke dalam Gram Negatif (Suriawiria, 1999).
Pewarna yang digunakan
antara lain : kristal violet sebagai gram A, iodine sebagai gram B, alkohol
sebagai gram C, serta safranin sebagai gram D. Bakteri tahan asam merupakan bakteri yang kandungan lemaknya sangat
tebal sehingga tidak bisa diwarnai dengan reaksi pewarnaan biasa, tetapi harus
dengan pewarnaan tahan asam. Kelompok bakteri ini disebut bakteri tahan asam
(BTA) karena dapat mempertahankan zat warna pertama sewaktu dicuci dengan
larutan pemucat. Golongan bakteri ini biasanya bersifat patogen pada manusia
contohnya adalah Mycobacterium
tuberculosis (Pelczar
& Chan, 1986).
Pengamatan morfologi
bakteri meliputi bentuk, ukuran, tekstur, dan warna koloni. Bakteri memiliki
beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang berbentuk
tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil
pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil.Sedangkan pada
coccus dibagi menjadi monococcus, diplococcus, sampai stophylococcus. Khusus
pada spirilum hanya dibagi dua yaitu setengah melengkung dan melengkung
(Hadioetomo, 1993).
III.
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat :
Waktu/tanggal :
10.00-12.00/Rabu, 3 Mei 2017
Tempat : Laboratorium Biologi
Unja Pondok meja.
3.2 Bahan dan Alat :
Alat :
·
Mikroskop
·
Bunsen
·
Jarum
ose
·
Pipet
tetes
·
Objek
glass
·
Stopwatch
Bahan :
·
Bakteri
dari media biakan
·
Safranin
·
Imersion
oil
·
Alkohol
90%
·
Lugol
/ iodine
·
Alkohol
70%
·
Crystal
violet
·
Aquades
·
Tissue
3.3 Skema kerja
1.
Persiapan
preparat sampel yaitu objek glass disterilkan dengan alkohol 70%
2.
Lakukan
fiksasi
3.
Pemberian
warna crystal violet 2-3 tetes
4.
Diamkan
selama ± 1 menit
5.
Bilas
dengan aquades atau air mengalir
6.
Berikan
larutan lugol / yodium, biarkan ± 1 menit
7.
Cuci
kembali dengan akuades atau air mengalir setelah itu dikering anginkan
8.
Beri
alkohol 95% dan diamkan selama 10-20 detik
9.
Kemudian
dicuci sebentar
10.
Beri
larutan warna 2 yaitu safranin dan diamkan kembali selama 10-20 detik
11.
Bilas
dengan air atau aquades kemudian keringkan dengan kertas serap atau tissue
12.
Amati
dibawah mikroskop dengan diberi minyak imersi
IV.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Data pengamatan
Dari
pengamatan praktikum mikrobiologi tentang
pewarnaan bakteri yang dilakukan dengan bantuan mikroskop didapatkan
data yang disajikan dengan tabel sebagai berikut :
Gambar
|
Keterangan
|
1. Pembesaran 10
![]()
2.
Pembesaran 100
![]() |
Ø
Bentuk bakteri : Bacil
Ø
Warna bakteri
: Ungu
Ø
Termasuk dalam bakteri gram positif (+)
|
4.2 Analisa Hasil
Pewarnaan bakteri gram dilakukan dengan
meneteskan berbagai macam bahan kemudian dilakukan pengamatan dengan mikroskop.
Pada praktikum kali ini praktikan melakukan pewarnaan bakteri gram serta
pengamatan morfologi bakteri gram itu sendiri. Setrlah dilakukan pengamatan dengan
bantuan mikroskop didapat morfologi dari
bakteri yaitu sebagai berikut :
1.
Pembesaran
10
Saat dilakukan pembesaran 10, hanya
terlihat warna dari bakteri gram yaitu ungu terang.
2.
Pembesaran
100
Pada saat pembesaran 100, morfologi
bakteri gram terlihat lebih jelas dari
pada pembesaran 10. Bakteri gram
berbentuk bacil dan berwarna ungu pucat.
Bakteri
gram yang diamati termasuk dalam bakteri gram positif karena setelah dilakukan pewarnaan , warna bakteri yang terlihat adalah berwarna ungu sedangkan pada bakteri
gram negatif adalah berwarna merah muda.
4.3 Pembahasan
Praktikum
yang dilakukan kali ini adalah pewarnaan bakteri gram. Biakan murni yang
digunakan berasal dari bakteri pada media biakan yang telah di inokulasi pada
praktikum sebelumnya. Praktikum pewarnaan bakteri yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui bakteri gram apa yang telah di inokulasi pada praktikum sebelumnya
dan agar praktikan bisa membedakan antara bakteri gram negatif dan bakteri gram
positif yang dilihat dari warna dinding sel bakteri tersebut. Pewarnaan bakteri
yang dilakukan menggunakan berbagai macam zat pewarna yaitu Safranin sebagai
pewarna pembanding, Alkohol sebagai larutan pemucat, Lugol/iodine sebagai
pewarna sekunder, dan Crystal violet sebagai pewarna primer.
Jenis bakteri dibedakan berdasarkan
pewarnaan dibagi menjadi 2 yaitu :
·
Bakteri
gram negatif : memiliki dinding sel tipis yang berada diantara 2 lapis membran
sel dan setelah dilakukan proses pewarnaan dinding sel akan terlihat berwarna
merah muda. Bakteri gram negatif tidak mempertahankan zat warna metil ungu sehingga
akan berubah warna menjadi merah muda.
·
Bakteri
gram positif : memiliki dinding sel tebal yang berada pada membran sel selapis
dan setelah dilakukan proses pewarnaan dinding sel akan terlihat berwarna ungu.
Bakteri gram positif akan mempertahankan warna ungu gelap ketika dilakukan
pewarnaan.
Teknik
pewarnaan bakteri diawali dengan menggoreskan bakteri ke cover glass kemudian
dilakukan fiksasi yang bertujuan untuk melekatkan bakteri pada coverglass. Kedua
yaitu pemberian iodine pada bakteri bertujuan untuk memperkuat warna bakteri, ketiga
adalah pemberian alkohol 95% yang bertujuan untuk memucatkan warna bakteri,
sedangkan keempat adalah pemberian safranin yang berfungsi memberi kembali
warna pada bakteri yang telah kehilangan warnanya setelah dilunturkan oleh
alkohol 95%. Selanjutnya bakteri diberi minyak imersi dan diamati dengan
menggunakan mikroskop.
Setelah
dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10 ternyata
bakteri terlihat berwarna ungu cerah dan memiliki dinding sel yang cukup tebal,
sedangkan ketika pembesaran 100, warna ungu pada bakteri telihat lebih jelas
dan memiliki bentuk sel bacil atau lonjong. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
bakteri yang dilakukan pewarnaan termasuk kedalam bakteri gram positif.
V.
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pada praktikum pewarnaan bakteri gram
kali ini dapat disimpulkan bahwa :
1.
Jenis
bakteri berdasarkan pewarnaan tebagi menjadi 2 yaitu :
·
Bakteri
gram positif
·
Bakteri
gram negatif
2.
Setelah
dilakukan pewarnaan dinsding sel bakteri gram positif terlihat tebal dan berwarna
ungu sedangkan dinging sel bakteri gram negatif akan terlihat lebih tipis dan
berwarna merah muda.
3.
Berdasarkan
bentuk selnya jenis bakteri terbagi menjadi 2 yaitu cocus (bulat) dan bacil
(lonjong).
4.
Jenis
bakteri yang kelompok kami amati adalah tergolong jenis bakteri gram positif
karena dinding selnya tebal dan berwarna ungu.
5.2 Saran
Ketika melakukan praktikum, praktikan
sebaiknya memperhatikan metode kerja secara lebih detail agar tidak terjadi
kesalahan saat melakukan pratikum sehingga mendapatkan hasil yang diinginkan
dan tidak terjadi kegagalan. Alat dan bahan yang digunakan juga harus sesuai
dengan standar pengerjaan, seperti mikroskop yang dipilih juga harus
benar-benar berfungsi sehingga tidak mengganti-ganti mikroskop yang digunakan
untuk menghemat waktu pengamatan.
Komentar
Posting Komentar